sumber - Jumlah penderita HIV/AIDS di Surakarta pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebanyak 158 kasus. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Surakarta mencatat pada Januari 2011 tercatat 498 kasus.
Dari jumlah itu meningkat menjadi 656 kasus pada bulan Oktober. Penyebaran virus, disebabkan oleh faktor hubungan heteroseksual atau seks bebas.
Pengelola Program KPA Surakarta, Tommy Pranoto, mengatakan 60 persen penyebaran virus HIV/AIDS melalui heteroseksual. Posisi kedua menyusul penyeberan melalui jarum suntik. Penyebaran melalui heteroseksual diperparah dengan ditutupnya lokalisasi Silir di Solo.
"Penyebaran tersebut, menyebabkan pemantauan terhadap penyebaran virus semakin sulit terdeteksi. Selain itu juga berimplikasi pada sulitnya melakukan pembinaan terhadap para pekerja seksual,“ kata Tommy kepada VIVAnews.com, Rabu 30 November 2011.
Meski demikian, pihak KPA bekerjsama dengan LSM di Surakarta terus melakukan pemantauan di beberapa tempat yang ditengarai menjadi pusat prostitusi. “Kami melayani konseling dan melakukan pembinaan dengan cara mobile klinik. Karena kalau tidak demikian, penyebaran virus akan semakin kuat,“ katanya.
Selain menyasar tempat-tempat yang ditengarai menjadi tempat prostitusi, KPA juga melakukan sosialisasi kepada para remaja tentang bahaya HIV/AIDS. Hal ini mengingat kelompok usia roduktif yang sangat rawan dengan penyebaran virus.
“Mulai tahun 2010, kita selalu rutin menggelar sosialisasi di sekolah, hal tersebut untuk menunjang target 0 persen penyebaran virus HIV pada tahun 2015. Pada tahun tersebut, paling tidak 95 persen warga Surakarta harus tahu bahaya HIV/AIDS, sesuai dengan target MDGs,“ jelasnya.
Laporan: Fajar Sodiq | Solo
No comments:
Post a Comment