Sunday, January 15, 2012

Pro-Kontra RUU Anti-Pembajakan Online AS







sumber-Pejabat Gedung Putih menyuarakan keprihatinan mereka atas penundaan pengesahan rancangan undang-undang pembajakan online di Kongres. Sebelumnya, seperti dilansir Reuters, Google dan Facebook mengecam RUU itu karena dinilai "kejam". Di sisi lain, studio Hollywood dan kalangan label musik AS mengatakan UU itu diperlukan untuk menyelamatkan para pekerja AS.

Dalam sebuah blog, tiga penasehat Presiden Barack Obama mengatakan, mereka meyakini bahwa RUU Anti-Pembajakan Online (Stop Online Piracy Act, SOPA) dan RUU sejenis lainnya bisa membuat bisnis di Internet rentan dituntut ke pengadilan. RUU itu juga dianggap membahayakan aktivitas legal dan kebebasan berbicara.

“Setiap upaya untuk memerangi pembajakanonline harus waspada terhadap resiko penyensoran kegiatan legal secara online, dan tidak boleh menghambat proses inovasi dalam dinamika bisnis kita, baik bisnis berskala besar maupun kecil,” kata para pejabat Gedung Putih, termasuk "raja" keamanan cyber Gedung Putih, Howard Schmidt, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu 14 Januari 2012.

RUU SOPA sendiri bertujuan untuk menindak penjualan online atas film, musik, atau barang-barang produksi AS yang dibajak, dengan memaksa perusahaan-perusahaan Internet untuk memblokir akses ke situs asing yang menawarkan materi yang melanggar hak cipta AS.
Jaringan periklanan AS juga diminta untuk menghentikan iklan online ke situs-situs yang dinilai melakukan pembajakan. Mesin pencari pun akan dilarang terhubung secara langsung ke situs-situs yang diketahui mendistribusikan barang-barang bajakan.

Mesin pencari Google telah berulang kali mengatakan, aturan dalam RUU SOPA sudah terlalu jauh dan bisa merugikan investasi. Selain Google, perusahaan-perusahaan Internet lainnya seperti Yahoo!, Facebook, Twitter, dan eBay, juga memasang iklan di surat kabar utama AS, mendesak anggota parlemen AS untuk mengevaluasi kembali RUU tersebut.

Di lain pihak, para pendukung RUU SOPA bereaksi keras terhadap pernyataan Gedung Putih yang dipandang memburamkan prospek pengesahan RUU itu. “Ini bukan penyensoran, tapi untuk menegakkan hukum terhadap pencuri asing,” kata Lamar Smith, seorang senator Republik asal Texas yang mengetuai komite peradilan Kongres AS.

Smith memperkirakan, industri properti intelektual AS menyediakan 19 juta lapangan pekerjaan dengan gaji tinggi di AS, dan berkontribusi terhadap lebih dari 60 persen barang-barang ekspor Amerika.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...