sumber - Zaman kini sudah berubah. Pandangan orang terhadap seks pun ikut berubah. Bahkan, di Indonesia yang katanya sangat kental dengan adat timur, dapat dengan mudah ditemui remaja yang melegalkan secara sepihak hubungan seks. Padahal, berhubungan seks di usia remaja dapat berdampak negatif pada pertumbuhan mental
dan juga fisik.
Seperti dilansir laman Daily Mail, berhubungan seks di usia remaja dapat memicu suasana hati buruk, perubahan perkembangan otak, dan jaringan reproduksi yang lebih kecil.
Hal ini diungkapkan oleh para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Ohio Collage. Menurut mereka, hal ini terjadi karena pengalaman seksual berlangsung, sementara otak mereka masih dalam tahap perkembangan.
"Memiliki pengalaman seksual di usia dini bukan tanpa konsekuensi," ujar salah satu peneliti John Morris.
Penelitian ini didasarkan pada kesimpulan mereka setelah memelajari perilaku hamster yang aktif secara seksual. Hamster dibagi ke dalam tiga kelompok, hamster berusia 40 hari (sama dengan 16 hingga 20 tahun usia manusia), dewasa berusia 80 hari yang sudah aktif secara seksual, dan kelompok kontrol yang tidak dikawinkan.
Berbagai tes dilakukan empat bulan kemudian untuk mengukur suasana hati hewan pengerat tersebut. Hasilnya, terdapat indikasi bahwa hubungan seksual di usia remaja dapat memengaruhi suasana hati.
Hamster remaja contohnya yang tidak bersemangat berenang ketika kelompok hamster tersebut diletakkan di atas air. Hal ini mengindikasikan tanda-tanda depresi dan panik.
Penelitian ini juga menemukan bahwa aktivitas seksual memengaruhi perkembangan otak dan organ reproduksi.
Hamster remaja yang telah dikawinkan memiliki dendrit neutron kurang kompleks. Diketahui dendrit neutron berfungsi untuk melakukan rangsangan elektrokimia di otak.
Tak hanya itu, hamster-hamster tersebut juga memiliki vesikula seminalis dan vas deferen yang lebih kecil. Vesikula seminalis adalah organ yang mengeluarkan air mani, sedangkan vas deferen adalah saluran yang menyalurkan air mani keluar.
Namun,peneliti lainnya Zachary Weil menekankan bahwa temuan ini tidak selalu berlaku sama pada manusia karena hamster tidak lebih kompleks dari manusia. "Perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal ini pada manusia," paparnya pada LiveScience.
bodo amat, orang enak. :D
ReplyDelete