"Saya berasal dari negara dimana sebagian penduduknya mengonsumsi ular kobra beracun, lipan, dan katak. Saya juga pernah dengar kalau rakyat China mengonsumsi apa saja yang terbang kecuali pesawat, apa saja yang berkaki empat kecuali meja, dan apa saja yang berenang kecuali kapal selam," kata Vaenkeo seperti dikutip dari harian Economic Observer pada Rabu 30 November 2011.
Terdorong kabar yang didengarnya, Vaenkeo lantas mencoba membandingkan bangsa mana yang lebih suka mengonsumsi kuliner tak lazim semisal sate serangga. Ia sendiri mengaku belum pernah mengonsumsi panganan-panganan tak lazim di Laos kecuali salad kobra.
"Rasanya tidak seenak daging ular tanpa bisa. Namun kata paman saya, daging kobra berbisa menyembuhkan sakit ototnya," kata Vaenkeo. Memasaknya pun juga tidak bisa sembarangan karena dibutuhkan kemampuan khusus.
Menurutnya, walaupun warga Laos juga mengonsumsi serangga beracun, namun hal itu tidak terlalu umum karena cara memasaknya hanya diketahui oleh orang-orang usia lanjut. Warga Laos juga menjadikan empedu hewan liar atau campuran daging hewan liar seperti kalajengking atau lipan ke dalam anggur beras mereka.
"Di Laos memang ada kepercayaan menambahkan serangga ke dalam anggur beras. Katanya alkohol yang sudah dicampur itu bagus, walau buktinya tak ada," ujar Vaenkeo. Ada pula kepercayaan kalau bisa hewan liar akan terlarut oleh alkohol dalam anggur beras.
Bagi yang belum pernah mengonsumsi kuliner Indochina, sate kalajengking atau sate lipan tentu kedengarannya luar biasa aneh. Namun seperti klaim Vaenkeo, "Kuliner Laos lebih ekstrim daripada kuliner China!"
hihihi serem juga ada sate kalajengking hehe
ReplyDeleteada gan, di thailand.. kapan-kapan ane post. :D
ReplyDeletethx komennya...